April 30, 2012

Kartini dari sisi lain

21 April 2012, bertepatan dengan peringatan hari lahir bunda Kartini, Gafatar DI Yogyakarta mengadakan acara bedah buku dan dialog bertajuk “Kartini dari Sisi Lain : Melacak Pemikiran Kartini tentang Emansipasi ‘Bangsa’”. Acara yang diadakan di ruang pertemuan Andi Star ini dihadiri lebih dari 50 peserta dari berbagai elemen dan luar biasanya hampir 50% diantaranya adalah kaum lelaki, suatu fenomena yang jarang terjadi di acara peringatan hari Kartini. Dimulai dengan penampilan meriah dari Bung Ipank n Friends pukul 09.00 WIB, acara ini langsung dilanjutkan dengan dialog yang dipimpin langsung oleh Bunda Dr.Dri Arbaningsih,M.Phil selaku penulis. 
Melalui bukunya, Bunda Arbi meneliti tentang gagasan-gagasan bunda Kartini yang sering disebut emansipasi. Benarkah gagasan emansipasi yang dimaksud bunda Kartini adalah sama dengan emansipasi wanita seperti yang didengungkan kaum feminis saat ini? Ternyata gagasan bunda Kartini lebih dari itu. Bunda Arbi menegaskan hal ini dengan mulai menelaah arti kata emansipasi itu sendiri. Dilacak dalam surat-suratnya, bunda Kartini memaknai emansipasi sebagai kebebasan, kemerdekaan dan berdiri sendiri. Bebas dari kemiskinan dan kebodohan, merdeka dalam menentukan pilihan dan tidak bergantung terutama dalam nafkah. Jadi bunda Kartini tidak mendengungkan semangat anti lelaki, bahkan bunda Kartini mengibaratkan laki-laki dan perempuan sebagai sepasang sayap burung, jika salah satu patah, maka burung itu tak lagi dapat terbang menembus awan.
Emansipasi yang diperjuangkan bunda Kartini sebenarnya adalah emansipasi bangsa, termasuk bebas dari penjajahan sistem feodalisme, sistem yang mendelegasikan kekuasaan pada kaum ningrat terutama lelaki. Sistem ini bukan berasal dari bangsa kita, melainkan datang dari Eropa yang berkembang pada abad pertengahan. Bunda Kartini memperjuangkan agar bangsa kita bebas dari segala macam penjajahan, menjadikan tiap individu merdeka,beradab,berakhlak dan berbudi.
Konsep nation yang didengungkan bunda Kartini melalui surat-menyurat pada tahun 1903, telah mempengaruhi terbentuknya Budi Utomo pada tahun 1908. Selanjutnya rasa bersatu muncul pada tahun 1928 dengan dikumandangkannya sumpah pemuda. Di tahun 1945, rasa bernegara muncul dan kemerdekaan bangsa ini diproklamirkan. Namun sudahkah perjuangan bunda Kartini untuk menjadikan tiap individu merdeka,beradab,berakhlak dan berbudi sudah terwujud saat ini? Secara terbuka kita jawab belum, dan dalam hal ini peran perempuanlah yang sangat dinantikan. 
Perempuan, menurut bunda Kartini adalah pendidik pertama manusia. Dalam pangkuannyalah, manusia belajar berpikir dan merasa. Sudah menjadi kodrat perempuan untuk memiliki tanggung jawab moral sebagai seorang bunda. Sehingga untuk menghasilkan putra-putri bangsa yang terdidik baik, beradab, berakhak dan berbudi, kewajiban tiap perempuanlah untuk membekali diri dengan ilmu. 
Dialog yang diadakan selama 3 jam ini, memberikan banyak sekali pemikiran baru tentang gagasan bunda Kartini. Bunda Kartini menitipkan gagasan-gagasan beliau untuk diteruskan perjuangannya, terutama oleh kita, bunda-bunda bangsa. Mari kita jalankan amanat bunda Kartini ini dengan penuh tanggung jawab.

No comments:

Post a Comment